
PMKRI Cabang Jakarta Pusat Gelar Orientasi Fungsionaris dengan Materi Need Assessment
Jakarta, Mei 2025 – Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) Cabang Jakarta Pusat kembali menyelenggarakan Orientasi Fungsionaris untuk kepengurusan periode 2025-2026. Kegiatan ini bertujuan memperkuat kompetensi pengurus dalam mengelola organisasi secara lebih terarah, efektif, dan berkelanjutan. Salah satu materi utama dalam orientasi ini adalah Need Assessment yang disampaikan oleh Dr. Capt. Marcellus Jayawibawa, S.SiT., M.H., M.Mar., pakar manajemen organisasi dan strategi.
Pada Orientasi Fungsionaris ini, Dr. Capt. Marcellus Jayawibawa dipercaya sebagai pemateri utama materi Need Assessment. Dengan pengalaman dan keahliannya, beliau menyampaikan pentingnya pemahaman mendalam terhadap kebutuhan organisasi sebagai langkah awal untuk mengidentifikasi kesenjangan antara kondisi saat ini dan tujuan ideal organisasi. Materi yang disampaikan sangat membantu pengurus dalam menentukan prioritas dan memfokuskan sumber daya agar program kerja organisasi berjalan efektif dan berkelanjutan.
Dalam sesi tersebut, Dr. Marcellus menekankan bahwa Need Assessment merupakan fondasi penting untuk memahami kebutuhan organisasi secara komprehensif. Proses ini memungkinkan pengurus mengidentifikasi kesenjangan antara kondisi saat ini dan kondisi ideal organisasi sehingga sumber daya dapat difokuskan pada kebutuhan yang paling mendesak dan berdampak besar.
Manfaat Need Assessment dalam Organisasi
Dr. Marcellus menguraikan berbagai manfaat yang diperoleh dari Need Assessment, antara lain:
- Mengetahui kesenjangan antara kondisi saat ini dan kondisi ideal organisasi.
- Menentukan prioritas kebutuhan organisasi yang paling mendesak.
- Meningkatkan efektivitas program kerja.
- Mendukung keberlanjutan organisasi yang adaptif, transparan, dan akuntabel.
- Memperkuat jejaring dan kerjasama strategis.
Komponen Utama dan Metode Pengumpulan Data dalam Need Assessment
Komponen utama dalam proses Need Assessment meliputi:
- Identifikasi masalah dan tantangan
- Analisis stakeholder
- Pengumpulan data melalui survei, wawancara, FGD, observasi, dan studi literatur
- Gap analysis untuk menentukan prioritas intervensi
Metode pengumpulan data yang digunakan mencakup survei dan kuesioner (kuantitatif), wawancara mendalam (kualitatif), FGD, observasi lapangan, serta studi dokumen.
Baca Juga Materi Pertaman : POF PMKRI Cabang Jakarta Pusat-Pengenalan Tupoksi Organisasi (PAMATERI ABANG RINTO NAMANG)
- Pelantikan Pengurus PMKRI Jakarta Pusat 2025
- SEJARAH PERHIMPUNAN MAHASISWA KATOLIK REPUBLIK INDONESIA (PMKRI)
Tantangan dan Strategi Pemenuhan Kebutuhan Organisasi
Dr. Marcellus mengingatkan beberapa tantangan dalam pelaksanaan Need Assessment, seperti keterbatasan sumber daya, resistensi terhadap perubahan, struktur organisasi yang kurang fleksibel, keterbatasan dana, dan dinamika eksternal yang cepat berubah.
Untuk memenuhi kebutuhan organisasi, strategi yang disarankan meliputi:
- Pengembangan kapasitas internal
- Penguatan tata kelola
- Pemanfaatan teknologi digital
- Kolaborasi dan kemitraan strategis
- Pengelolaan keuangan berkelanjutan
Kesimpulan dan Harapan
Di akhir sesi, Dr. Marcellus menegaskan pentingnya Need Assessment sebagai dasar perencanaan program dan pengambilan keputusan yang efektif. Ia berharap kepengurusan PMKRI Cabang Jakarta Pusat periode 2025-2026 dapat memanfaatkan hasil Need Assessment untuk memperkuat posisi organisasi dan mencapai tujuan dengan lebih baik.
“Need Assessment adalah langkah awal untuk memahami kebutuhan dan potensi organisasi. Dengan pendekatan ini, PMKRI Cabang Jakarta Pusat dapat menghadapi tantangan internal dan eksternal dengan lebih baik serta terus berkembang sebagai organisasi yang berdaya saing dan berkelanjutan,” tutup Dr. Marcellus.

Pernyataan Ketua PMKRI Cabang Jakarta Pusat Periode 2025-2026, Rikardus Redja
“Dengan materi Need Assessment ini, saya ingin menegaskan bahwa sebelum DPC menjalankan masa kepengurusan, sangat penting bagi seluruh pengurus untuk memahami konsep-konsep dasar yang mendasari pemenuhan kebutuhan dan pengelolaan organisasi. Pemahaman ini menjadi landasan agar kita dapat menjalankan organisasi dengan penuh tanggung jawab, profesionalisme, dan semangat pengabdian demi kemajuan bersama,” ujar Rikardus Redja.